Pada tanggal 3 Maret 1880, lahirlah putra Sri Sultan Hamengku Buwono VII dari rahim Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas yang diberi nama Gusti Raden Mas (GRM) Sujadi. Setelah dewasa GRM Sujadi bergelar Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puruboyo yang kelak dinobatkan sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.
Perjalanan
GPH. Puruboyo sebagai penerus tahta Kasultanan Ngayogyakarta
sesungguhnya melalui jalan yang panjang. Awalnya, Sri Sultan Hamengku
Buwono VII telah mengangkat putra sulung GKR Hemas, GRM Akhadiyat,
sebagai putera mahkota. Akan tetapi, tidak lama setelah dinobatkan
sebagai putera mahkota, GRM Akhadiyat sakit hingga meninggal dunia. Sri
Sultan Hamengku Buwono VII kemudian mengangkat GRM Pratistha sebagai
pengganti putera mahkota sebelumnya. Putera mahkota kedua yang juga
bergelar Adipati Juminah ini di kemudian hari gelarnya dicabut karena
alasan kesehatan. Posisi putera mahkota untuk yang ketiga kali kemudian
jatuh kepada GRM Putro. Nasib baik tidak berpihak kepada GRM Putro yang
juga meninggal dunia akibat sakit keras. Akhirnya, pilihan Sri Sultan
Hamengku Buwono VII untuk didudukkan sebagai mahkota jatuh kepada GPH
Puruboyo.