Pamella Swalayan Supermarket Yogyakarta

SEJARAH BERDIRINYA PAMELLA

Keturunan Pengusaha

Noor Liesnani adalah anak pertama dari 4 (empat) bersaudara yang dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua, tinggal bersama sebuah keluarga besar yang dihuni 3 (tiga) kepala keluarga. Masing-masing keluarga tersebut memiliki usaha sendiri diantaranya: Perusahaan batik, perhiasan imitasi, agen bedak Yayi (terkenal pada waktu itu), dan toko perlengkapan kepanduan (pramuka).


Di samping itu Sunardi Syahuri (suaminya) dilahirkan di sebuah desa dimana sebagian besar penduduknya memiliki perusahaan tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang memproduksi stagen, handuk dan kain lap. Demikian halnya kedua orang tua Sunardi Syahuri yang mempunyai perusahaan tesebut dengan beberapa karyawan/wati. Dengan kata lain Noor Liesnani maupun Sunardi Syahuri, keduanya merupakan keturunan pengusaha di tempat asalnya masing-masing.

Usaha yang Pernah Dijalankan Orang Tua

Menginjak usia 8 (delapan) tahun, Noor Liesnani dan keluarganya memisahkan diri dari lingkungan keluarga besar tersebut dan menempati rumah baru yang terletak di Jalan Kusumanegara Yogyakarta.
Sementara itu, sisa lahan/tanah pada bangunan rumah baru tersebut dimanfaatkan oleh Ayah dan Ibunya untuk membuka usaha baru yang jauh berbeda dengan usaha sebelumnya yaitu: penjualan ikan segar (kolam), peternakan ayam, penjualan tanaman hias dan buah-buahan, dan penggilingan padi.

Pengalaman Pahit dengan Bank

Hampir semua modal usaha Ayahnya berasal dari pinjaman bank, dan dengan itu berbagai macam usahapun terus maju dan bekembang. Pada tahun 1970, Ayahnya jatuh sakit sampai akhirnya meninggal dunia dan semua usaha yang dirintis selama itu mengalami kerugian sehingga akhirnya menjadi hancur dan berantakan dikarenakan tidak ada yang mengelola.
Singkat cerita Noor Liesnani dan Ibunya harus berjuang sekuat tenaga untuk melunasi semua hutang kepada bank yang dirasa sangat memberatkan. Dengan adanya kejadian tersebut, seorang Noor Liesnani yang pada waktu itu berusia 15 (lima belas) tahun dan sedang duduk di bangku SMP berpendapat bahwa bekerja dengan modal pinjaman dari bank itu sangat menakutkan bahkan dia sampai mempunyai anggapan miring bahwa bank itu jahat. Oleh karena itu dia pernah berjanji dengan ungkapan “Apabila besok saya bekerja, tidak akan meminjam modal dari bank”.
Secara kebetulan, suaminya Sunardi Syahuri yang notabene seorang Mubaligh berpendapat bahwa bunga bank itu haram hukumnya, maka jadilah usaha mereka yaitu Warung Pamella dalam hal permodalan tanpa menggunakan kredit bank.

Memulai Usaha Baru bersama Ibu

Sejak peristiwa tersebut, Noor Liesnani yang tepatnya duduk di kelas 2 (dua) SMP berjuang keras bersama Ibunya untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan 3 (tiga) adiknya yang masih SD dan TK, ditambah harus berpikir mencari uang untuk melunasi hutang bank tersebut.

Adapun usaha pertama yang dilakukannya yaitu berdagang pakaian dengan sistem door to door (pintu ke pintu) di luar jam sekolah, sementara Ibunya menjahit pakaian di rumah. Beruntunglah Noor Liesnani, karena Ayahnya masih memilki sepetak sawah seluas 400 meter persegi yang diharapkan hasil dari penjualannya dapat digunakan sebagai modal usaha sehingga insyaAllah bisa menjadi sukses dan hutang bank pun dapat dilunasi. Selanjutnya dengan penuh tekad dan semangat didirikanlah warung kelontong yang diberi nama “FLORA” dan berukuran 5 x 6 meter, terletak di Jalan Kusumanegara 121 Yogyakarta. Alhamdulillah warung kecil tersebut makin berkembang dan barang dagangannya pun semakin lengkap, dan pada akhirnya bisa melunasi semua hutang bank.
Seiring dengan berkembangnya warung tersebut, berarti membutuhkan perhatian yang lebih dari sebelumnya sampai pada suatu saat secara tidak sadar mengakibatkan aktivitas sekolah Noor Liesnani menjadi terganggu, bahkan ketika duduk di kelas 3 (tiga) SMA, dia tidak bisa mengikuti ujian akhir (EBTA), sehingga ijazah SMA pun tidak dimilikinya. Setelah memutuskan diri untuk keluar dari dunia sekolah, Noor Liesnani memusatkan pikiran dan tenaganya untuk pengembangan usahanya, salah satunya dengan memperluas ukuran warung menjadi 5 x 15 meter.

Memulai Hidup Baru dan Membuka Usaha Sendiri

Pada tahun1975, Noor Liesnani menikah dengan Sunardi Syahuri yang waktu itu masih kuliah di IAIN Sunan Kalijaga sekaligus mengajar di STM Muhammadiyah sebagai tenaga honorer. Setelah keduanya melakukan perundingan dan mendapat persetujuan dan dorongan dari keluarga di samping adik-adiknya sudah bisa membantu Ibunya, maka mereka diminta untuk membuka usaha sendiri.
Sejak itulah, tepatnya pada tanggal 14 September 1975 (sehari setelah Ulang Tahun yang ke 20) mereka berdua mendirikan warung baru dengan nama PAMELLA tepat di samping barat FLORA dengan ukuran 5 x 5 meter dengan modal awal sebesar Rp 150.000,- (senilai emas 60 gram) yang merupakan pinjaman dari Ibunya.
Sebagian orang barangkali mempertanyakan kenapa warung tersebut dinamakan PAMELLA, sesungguhnya nama itu diambil dari namanya sendiri yaitu NOOR LIESNANI PAMELLA. Niat mereka berdua dalam bekerja adalah semata-mata ibadah kepada Allah, karenanya dalam benak pikiran mereka bila nanti usahanya berhasil, maka langkah pertama adalah menunaikan zakat, dilanjutkan hewan qurban, dan berharap kelak bisa menunaikan ibadah haji berdua.

PERKEMBANGAN USAHA PAMELLA DAN PERUBAHAN SISTEMNYA

Perluasan Areal Usaha

Waktu bergulir demikian cepatnya, karena kerja keras dan keuletan, Pamella terus berkembang, sehingga pada tahun 1978 diperluas arealnya menjadi 5 x 15 meter dan mulai memiliki beberapa pegawai, karena sebelumnya hanya mereka berdua yang mengerjakan semuanya mulai dari order sampai penjualan. Alhamdulillah berkat hasil kerja keras, rajin menabung, dan do’a, sehingga pada tahun 1979 untuk pertamakalinya mereka dapat menunaikan Ibadah Haji ke tanah suci. Kemampuan membiayai Ibadah Haji tersebut tidak terlepas dari hikmah kejadian KNOP (Kebijaksanaan Nopember 1978) dimana harga emas melambung tinggi tiap gramnya dari Rp 2.500,- menjadi Rp 6.000,- dan barang-barang kebutuhan sehari-hari pun meningkat tajam layaknya krisis moneter 1997. Dan hubungan baik Noor Liesnani dan suaminya kepada supplier berbuah keuntungan, yaitu mereka bisa mendapat barang-barang dengan harga lama sebelum ada kepastian kenaikan dan kesempatan tersebut tidak dibuang begitu saja dengan membelanjakan seluruh uang untuk kepentingan tersebut, tentu saja dengan konsekuensi untuk sementara toko ditutup sampai ada kepastian mengenai harga.
Selama mereka berdua berada di tanah suci menunaikan Ibadah Haji, toko Pamella tetap dibuka dan sementara dikelola Bapak mertuanya. Sepulang dari haji, ternyata menuai hasil yang memuaskan, dagangan dan uang tabungan makin meningkat sehingga mereka memutuskan untuk menyisihkan sebagiannya untuk membeli tanah baru (untuk pendirian Pamella Dua). Di samping itu mereka juga memperluas toko yang terletak di Jalan Kusumanegara untuk kedua kalinya menjadi 5 x 30 meter, dan pada tahun 1984, mengingat makin berjubelnya konsumen dan larisnya dagangan, maka bangunan tersebut ditingkat menjadi 2 (dua) lantai. Ternyata dengan kondisi tersebut, pada tahun 1994 mengharuskan untuk membangun kembali sehingga menjadi 4 (empat) lantai (lantai 1-3 untuk toko sedang lantai 4 untuk gudang).
Setelah mencapai 3 (tiga) lantai, tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus berusaha dan berdo’a mudah-mudahan suatu saat diberi tambahan rezeki oleh Allah. Alhamdulillah bulan Maret 2000, mereka diberi kekuatan oleh Allah untuk membeli tanah seluas 1650 meter persegi dan kebetulan sekalipun tanah tersebut terletak di sebelah barat toko lama, namun pada bagian belakang dapat bersambungan. Sebagian tanah yaitu 540 meter persegi digunakan untuk perluasan swalayan (mulai beroperasi 1 Oktober 2000) dan sisanya dimanfaatkan untuk area parkir demi kenyamanan konsumen khususnya yang berkendaraan roda empat karena sebelumnya sebagian besar konsumennya hanya berkendaraan roda dua.

Pendirian Cabang-Cabang Pamella

Selain melakukan perluasan dan pembangunan Pamella yang berada di Jalan Kusumanegara, mereka juga terus menabung agar bisa membeli tanah. Dan diharapkan dari tanah-tanah yang telah terbeli tersebut dapat didirikan Cabang-Cabang Pamella. Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat data lengkap mengenai waktu pendirian, alamat, dan luas area masing-masing Pamella hingga saat ini.

Pamella Satu, 14 September 1975, Jl. Kusumanegara 135-141, awal berdirinya luas tanah 385 m2 dan bangunan 25 m2. Saat ini luas tanah 2.000 m2, bangunan tiga lantai 385 m2, dan bangunan supermarket 540 m2.

Pamella Dua, 14 September 1981, Jl. Pandean 16 Yogyakarta, awal berdirinya luas tanah 765 m2 dan bangunan 60 m2. Saat ini luas bangunannya menjadi 310 m2.

Pamella Tiga, 05 Februari 1993, Jl. Wonocatur 377 Bantul Yogyakarta, awal berdirinya luas tanah 1.137 m2 dan bangunan 126 m2. Saat ini luas bangunannya menjadi 712 m2 dan dua lantai.

Pamella Empat, 22 Januari 1996, Jl. Pramuka 84 Yogyakarta, awal berdirinya luas tanah 359 m2 dan bangunan 175 m2. Dan pada tahun 2000 menjadi 565 m2 (dua lantai), dan saat ini sudah tiga lantai.

Pamella Lima, 05 Agustus 1995, Jl. Tegal Turi 69 Yogyakarta, awal berdirinya luas tanah 73,5 m2 dan pada tahun 1996 telah diserahkan kepemilikannya kepada putri sulungnya yang berbasis manajemen sama.

Pamella Enam, 01 Januari 1999, Jl. Raya Candi Gebang CC Sleman Yogyakarta, awal berdirinya luas tanah 900 m2 dan bangunan 700 m2 dan pada tahun 2005 tanahnya menjadi 3000 m2 dan bangunan menjadi 1.600 m2.

Pamella Tujuh, 01 September 2002, Bromonilan Purwomartani Kalasan Sleman, awal berdirinya luas tanah 1.420 m2 dan bangunan 900 m2.

Dan terhitung hingga Oktober 2009, alhamdulillah Pamella telah memiliki unit-unit usaha lain seperti SPBU Pamella (Jl. Lowanu), Toko Besi Pamella, Pamella Barber shop, Pamella Futsal, dan Pamella Beauty Centre.
Selanjutnya masih berkaitan dengan pengembangan cabang-cabang Pamella, Noor Liesnani dan suaminya mempunyai cara tersendiri (strategi khusus) dalam memilih lokasi usaha karena menurut mereka salah satu penentu keberhasilan bisnis ritel ditentukan pada ketepatan pemilihan lokasi. Beberapa hal yang dianggap perlu menjadi pertimbangan adalah:
1. Lokasi yang padat penduduk dan sering dilalui kendaraan maupun pejalan kaki.
2. Terletak di pinggir jalan yang 2 (dua) arah (tidak seperti ringroad yang searah dan di tengahnya ada pembatas jalan).
3. Diutamakan dekat dengan pasar (kurang lebih 1 kilometer).
4. Lokasi tidak di tengah kota, karena di samping mahal juga kesulitan mencari lahan untuk perluasan. Ditambah lagi dengan keinginan mereka agar dapat menanamkan modal seminimal mungkin untuk meraih omzet yang maksimal.
5. Mengamati kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada di sekitar lokasi.

Perubahan Management System

Ada pepatah mengatakan “Berubah atau engkau akan tersingkir/mati”. Sepintas pepatah tersebut sederhana, namun sesungguhnya mempunyai makna yang syarat dengan himbauan untuk terus melakukan perubahan. Suatu ketika, toko Pamella mendapat kehormatan untuk bisa mengikuti pelatihan manajemen Mini Market (gratis/tidak dipungut biaya) pada tanggal 24-29 April 1995 yang diselenggarakan oleh Departemen Koperasi bekerjasama dengan HERO Supermarket dan Yayasan Prasetya Mulya (YPM).

Menurut Noor Liesnani, pelatihan ini sangat berkesan dan bermanfaat bagi dirinya yang setelah sekian lama menekuni bisnis (20 tahun), untuk pertamakalinya dia mendapatkan pelajaran bisnis, terutama yang disampaikan oleh Bapak Untung dan Bapak Cahyo (keduanya dari HERO). Dalam pelatihan tersebut tidak hanya diberikan teori saja namun juga tutorial (pembimbingan) di lapangan mengenai bagaimana mengatur lay out dan space management swalayan dan sumber daya manusia.

Berawal dari pelatihan selama 5 (lima) hari inilah, Noor Liesnani mendapat banyak ilmu, informasi, saran, dan pengalaman terkait dengan pengelolaan swalayan yang memberikan inspirasi baginya untuk melakukan perubahan demi perubahan. Dengan berbekal hal-hal tersebut, maka dia mengambil keputusan untuk secara bertahap mempraktekkan sistem swalayan di seluruh toko Pamella (waktu itu keempat toko miliknya belum menggunakan sistem swalayan). Lebih khusus untuk Pamella Satu yang terdiri dari 3 (tiga) lantai dengan luas 1.000 meter persegi, pada Desember 1995 lantai pertama digunakan untuk swalayan, dan setelah diberlakukan perubahan tersebut omsetnya pun makin meningkat.

Dan sejak Pamella mengalami perubahan manajemen (swalayan dan SDM), banyak kemudahan yang didapatkan, karena semula sebelum Pamella memberlakukan sistem tersebut, praktis seluruh pekerjaan mulai dari mencari barang, pricing (memberi harga), keuangan, karyawan, dan lain sebagainya dikerjakan olehnya, tentunya bersama sang suami. Upaya yang dilakukannya adalah memulai membimbing dan mengangkat karyawan agar memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam manajemen swalayan dengan memberi tugas dan tanggungjawab tertentu yang berbeda satu sama lain, sehingga diharapkan dapat saling bekerjasama untuk meraih tujuan yang sama yakni pengembangan Pamella.

Ternyata semangat Noor Liesnani untuk mempraktekkan ilmu yang diperolehnya dari pelatihan tersebut mendapat apresiasi yang baik dari Departemen Koperasi khususnya, sebagai penyelenggara kegiatan. Oleh karenanya dalam suatu kesempatan, pada tanggal bulan April 1996 secara simbolis Menteri Koperasi Bapak Subiyakto Cokrowardoyo yang didampingi beberapa konglomerat nasional seperti Sudwikatmono dan Sofyan Wanandi meresmikan Pamella Swalayan.

Selanjutnya yang tidak kalah penting, Sunardi Syahuri dan Noor Liesnani Pamella yang dikaruniai 5 (lima) orang anak yaitu dr. Liza Aditya Sari, Muhammad Subhan Khadafi, Lc.(sedang kuliah S2 di IIU Malaysia), Noor Saif Muhammad Mussafi, M.Sc., Wildan Zia Muhammad Dani (sedang kuliah di FE UII dan Fakultas Filsafat UGM), dan Himmatunnafida Noor Afifa (sedang sekolah di Madrasah Mu´allimaat Muhammadiyah), memiliki semboyan hidup yang senantiasa dipegang teguh yaitu kerja keras, taat beribadah, selalu berdo’a, hemat, sederhana, ikhlas, dan jujur. Demikian, semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat dan dapat menjadi inspirasi munculnya kebaikan bagi pembacanya. 
merupakan salah satu "retail store" di Yogyakarta, Indonesia yang dirintis oleh pasutri Sunardi Syahuri dan Noor Liesnani Pamella pada 14 September 1975 M (08 Ramadhan 1395 H)

VISI

Menciptakan brand image Pamella Swalayan Supermarket sebagai trend supermarket muslim di Daerah Istimewa Yogyakarta.


MISI
  1. Berusaha menerapkan sistem ekonomi yang Islami.
  2. Membantu upaya pemerintah dalam menyelesaikan masalah pengangguran dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang layak.
  3. Berupaya meningkatkan kualitas SDM Pamella Swalayan Supermarket sedemikian sehingga memiliki pola hidup dan sikap yang Islami.
  4. Senantiasa memperbaiki management system Pamella Swalayan Supermarket menuju profesional.
  5. Memperluas jaringan bisnis melalui ikatan kemitraan dengan UKM dan koperasi.
*******************************************************************************************************************************************************************

Minggu, 27 Desember 2009

Curriculum Vitae

Identitas
Nama : Noor Liesnani Pamella
Tempat/Tgl.lahir : Yogyakarta, 13 September 1955
Nama Suami : Sunardi Syahuri
Alamat Rumah : Jl. Ipda Tut Harsono 3 Yogyakarta 55165
Pekerjaan : Wiraswasta (Retailer Pamella Swalayan Supermarket)
Jabatan : Owner dan General Manager
Alamat Kantor : Jl. Kusumanegara 135-141 Yogyakarta 55165
Telp. (0274) 541466 / Fax. (0274) 582866
Hobi : Jalan-Jalan
Motto : Bisa bermanfaat untuk orang banyak
Semboyan : Kerja keras, taat beribadah, selalu berdo’a, hemat,
sederhana, ikhlas, dan jujur


Riwayat pendidikan
SD Taman Siswa Yogyakarta lulus tahun 1968
SMP Muhammadiyah II (putri) Yogyakarta lulus tahun 1971
SMA Negeri 3 Padmanaba Yogyakarta lulus tahun 1974


Pengalaman Organisasi (sampai sekarang)
1. Pengajian dan Arisan Ibu-Ibu As Sakinah, Ketua
2. Forum Shalihaat, Wakil Ketua
3. Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia (JPMI) DIY, Penasehat
4. Persaudaraan Muslimah (Salimah), Penasehat
5. Yayasan Amal Usaha Muslim Yogyakarta (YAUMY), Anggota
6. Forum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Yogyakarta, Seksi Dana Usaha


Prestasi
1. Juara I Lomba Display Susu Ultrajaya Tingkat Nasional. (1990)
2. Pengusaha Kecil Tangguh Terbaik, versi Departemen Koperasi DIY. (Juli 1995)
3. Launching Pamella Swalayan sebagai pengusaha kecil yang cepat dalam merespon pelatihan manajemen mini market (Yayasan Prasetya Mulya dan Hasil Pertemuan Konglomerat Nasional di Jimbaran) oleh Subiyakto Cokrowardoyo (Menteri Transmigrasi dan Koperasi) dan konglomerat Nasional seperti Sudwikatmono, Sofyan Wanandi, dan Ciputra. (April 1996)
4. Pengusaha Kecil Berprestasi Tingkat Nasional, Penyerahan Hadiah oleh Presiden RI Soeharto di Istana Bogor. (1997)
5. Penghargaan sebagai Pengusaha atas jasa-jasanya dalam Usaha Kesejahteraan Sosial dan Pembangunan Sosial, versi GKR. Hemas. (2002)
6. Nara Sumber dalam Workshop Nasional bertajuk “Kiat Sukses Usaha dengan Menabung” bersama Safir Senduk (Perencana Keuangan Nasional) yang diselenggarakan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI. (Juli 2004)
7. Pengusaha Ritel yang mencapai target Nasional untuk produk Sariayu, mendapat hadiah Tour ke Eropa dan pertemuan langsung dengan CEO Sariayu Ibu Martha Tilaar. (2004)
8. Nara Sumber dalam Seminar Nasional dan Bedah Buku “Kisah Sukses Pebisnis Muslimah Indonesia” (Dipilih 8 Pengusaha Muslimah di Indonesia) yang diselenggarakan oleh Multitama Publisher di Masjid Salman Institut Teknologi Bandung. (Juli 2005)
9. Masuk dalam 5 Top Rank Pengusaha Ritel Lokal DIY dalam hal omzet, versi Nutricia, Unilever, dan Indomarco. (2005)


Seminar dan Talkshow
1. Nara Sumber dalam Workshop Nasional bertajuk “Kiat Sukses Usaha dengan Menabung” bersama Safir Senduk (Perencana Keuangan Nasional) yang diselenggarakan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI. (Juli 2004)
2. Penyaji dalam Workshop Enterpreanurship Alumni Career Center UII bersama Sekjend PITI Bapak Budi Setyagraha di kampus terpadu UII Jalan Kaliurang. (21 Mei 2005)
3. Nara Sumber dalam Seminar Nasional dan Bedah Buku “Kisah Sukses Pebisnis Muslimah Indonesia” (Dipilih 8 Pengusaha Muslimah di Indonesia) yang diselenggarakan oleh Multitama Publisher di Masjid Salman Institut Teknologi Bandung. (2 Juli 2005)
4. Nara sumber dalam Seminar Bisnis Retail untuk karyawan PT. Medco Energi Jakarta di Hotel Melia Purosani Yogyakarta. (10 September 2005)
5. Nara sumber dalam Talk Show Kewirausahaan KOPMA UIN di Aula II UIN. (22 September 2005)
6. Nara sumber dalam Talk Show dengan tema “Meraih Prestasi Tertinggi” yang diselenggarakan Center of Excelent Student (CES) di FMIPA UNY. (29 September 2005)
7. Trainer Bisnis Ritel dalam Pelatihan Keombudsmanan DIY di Hotel Puri Artha. (30 September 2005)
8. Nara sumber dalam Talk Show “Enrich Our Ramadhan with Entrepreneurship” di Fakultas Pertanian UGM. (15 Oktober 2005)
9. Trainer Entrepreneurship dalam Pelatihan SDM Departemen Pertanian di Hotel Mutiara Yogyakarta. (14 November 2005)
10. Pembicara dalam ceramah “Kewirausahaan” memperingati hari ibu di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru Depkes DIY. (17 Desember 2005)
11. Nara sumber dalam Seminar Bisnis bersama Owner Papa Ronz Pizza yaitu Bapak Hidayat dengan tema “How to be Moslem Millionaire” yang diadakan oleh Green Leaf Semarang di Hotel Muria Semarang. (29 Januari 2006)
12. Penyaji dalam Bincang Bisnis yang diselenggarakan SMP 5 Yogyakarta dengan tema “Kiat Wirausaha” bertempat di SMP 5 Yogyakarta. (25 Februari 2006)
13. Nara sumber dalam Talk Show bersama Dirut PT. Sido Muncul dan Motivator Andreas Hareva dengan tema: “Memulai, Mengelola, dan Mengembangkan Usaha” yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) bertempat di Aula BI. (22 Maret 2006)




http://pamellagroup.blogspot.com

Komentar